http://duniahobi.wordpress.com/2010/07/10/penangkaran-burung-kacer/
Awal mula motivasi untuk beternak burung selain hobi adalah rasa
penasaran ingin mencoba sesuatu yang baru. Saya coba mengkonsultasikan
ke rekan-rekan sesama penggemar burung berkicau yang sudah berpengalaman
dibidang penangkaran, burung apa yang paling mudah ditangkarkan selain
kenari, ternyata jawabannya adalah burung kacer. Kebetulan sekali di
rumah sudah ada burung kacer, saya tertarik dengan burung kacer ini
karena memang burung kacer adalah burung yang exotik, selain kicauannya
yang merdu juga gaya ketika bertarung sangat menarik. Setelah saya
renungkan dan fikir-fikir akhirnya saya putuskan untuk mencoba beternak
burung kacer, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam beternak
burung kacer adalah sebagai berikut:
1. Kandang ternak
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang ternak adalah ukuran
panjang 90 cm lebar 90 cm dan tinggi 180 cm, kenapa ukurannya 90x90x180?
karena ukuran tersebut menyesuaikan dengan lebar strimin, setiap
pembelian strimin mempunyai lebar standar 90 cm.
untuk rangka kandang adalah dari kayu balo, penggunaan kayu ini
mengingat sifat kayu yang keras, insyaAllah tahan terhadap serangan
rayap dan cuaca dan harganya relatif lebih murah dari pada kayu jati.
Persyaratan yang ideal untuk sebuah kandang penangkaran burung adalah:
a. Tumbuh-tumbuhan
b. Kolam/ bisa disiasati dengan cawan dari tanah liat / atau kaleng roti yang diisi air
c. Tempat makan dan minum
d. Pangkringan
e. Glodok sarang
f. Tulang sotong
contoh kandang penangkaran:
contoh glodog (tempat untuk bersarang):
2. Indukan burung
Kualitas indukan kacer mempunyai pengaruh terhadap kualitas
anakannya, oleh sebab itu, indukan kacer hendaknya dipilih yang
mempunyai kualitas bagus yang cirinya kurang lebih sebagai berikut:
- Tidak cacat secara fisik
- bentuk badan yang besar dan panjang
- gerakkan gesit, enerjik, dan sorot mata tajam
- telah memasuki masa birahi (kira-kira di atas 10 bulan)
- rajin berkicau
catatan:
a. Indukan jantan bisa berasal dari tangkapan muda hutan yang sudah berumur lebih dari 10 bulan
b. Indukan betina diusahakan mencari indukan betina yang sudah jinak,
biasanya indukan betina yang sudah jinak berasal dari burung hasil
penangkaran juga yang berumur kurang lebih 1 tahun ke atas.
contoh kedua indukan yang sudah jodoh:
contoh indukan jantan:
contoh indukan betina:
3. Penjodohan
Masukkan calon indukan jantan ke dalam kandang penangkaran, kemudian
masukkan calon indukan betina kedalam sangkar harian lalu tempel terus
sangkar harian tersebut ke kandang penangkaran atau masukkan sangkar
harian tersebut ke dalam kandang penangkaran, lalu diamati sampai kedua
calon indukan tampak akur, dalam hal ini si jantan akan berkicau terus
menerus dan ditanggapi oleh si betina yang hinggap di dasaran sangkar
sambil ngleper-ngleper. Kalo sudah ada tanda-tanda seperti hal tersebut
baru si betina dilepas ke kandang penangkaran.
4. Masa Bertelur
Setelah indukan dicampur tidak beberapa lama si betina akan bertelur,
biasanya burung kacer bertelur 2-3 butir, jangan lupa selalu menyediakan
tulang sotong selama proses penjodohan karena tulang sotong sangat
membantu dalam proses pembuatan cangkang telur supaya kuat.
5. Pengeraman
masa pengeraman pada burung kacer biasanya berkisar selama 14 hari sejak telur pertama keluar.
6. Masa penetasan
Setelah burung kacer mengerami telurnya selama 14 hari, maka telur akan
menetas. Perhatian: untuk mengetahui apakah telur burung kacer sudah
menetas atau belum sebaiknya dengan melihat kondisi lingkungan kandang
sekitar apakah ada sisa cangkang telur yang dibuang atau tidak,
sebaiknya untuk untuk jaga-jaga setelah umur pengeraman 10 hari setiap
pagi mengeceknya, seandainya sudah ada sisa cangkang yang dibuat segera
memberikan makanan tambahan berupa kroto segar dan jangkrik.
7. Meloloh
Pada masa meloloh, cukup memberikan makanan hidup (jangkrik, belalang,
ulat, kroto) setiap pagi, siang jam 10 dan jam 2 dan sore hari. sampai
dengan si anak keluar dari glodok dan mau makan sendiri.
Biasanya anakan umur 3 minggu sudah bisa keluar glodok, umur 4 minggu
anakan sudah belajar makan dengan cara ikut mematuk-matuk jangkrik yang
diberikan oleh induknya, sedangkan untuk bisa makan sendiri umur 5
minggu.
8. Mensapih anak
mensapih anak ketika, si anak sudah mau makan sendiri atau ketika si
indukan sudah mulai mematuki anak ketika anak mendekat, itu pertanda si
indukan sudah mau bertelur lagi.
Setelah hal tersebut, segera si anak disapih dalam kurungan tersendiri.
untuk membiasakan si anak makan voor, setiap pagi dan sore diberi kroto
yang dicampur dengan voor halus. Untuk burung hasil penangkaran sangat
mudah sekali membiasakan dengan voor.
Demikian sekilas pengalaman saya dalam beternak burung kacer, semoga
bermanfaat bagi rekan-rekan yang ingin mencoba beternak burung, dan
semoga populasi burung kacer di Indonesia tidak punah dengan semakin
banyaknya penangkar-penangkar baru, terima kasih!
SUKSES ADALAH KEBAHAGIAAN ATAS DASAR KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG KITA MILIKI.. #SYUKUR NIKMAT
Sabtu, 29 September 2012
MANAJEMEN PEMELIHARAAN BURUNG KACER
Burung Kacer merupakan salah satu burung petarung yang memiliki gaya paling eksotis, disamping suaranya yang sangat memukau. Merawat burung Kacer sangat mudah dan menyenangkan.
Burung kacer atau Magpie Robin yang populer di Indonesia saat ini ada dua jenis, yakni kacer hitam yang sering disebut kacer jawa dan kacer poci atau kacer sekoci yang sering disebut kacer sumatra. Burung ini memang masih berkerabat yakni sama-sama dalam genus Copsychus.
Burung kacer jawa nama ilmiahnya adalah Copsychus sechellarum sedangkan kacer poci adalah Copsychus saularis.
Perbedaan keduanya yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Copsychus saularis ataui kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Sementara itu burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer sumatra adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).
Perbedaan keduanya yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Copsychus saularis ataui kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Sementara itu burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer sumatra adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).
Kacer sumatera atau kacer poci
mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan
bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor
bagian dalam. Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand,
Indochina, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas.
Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas.
Kacer
hitam (Copsychus sechellarum) atau Seychelles Magpie Robin
penyebarannya mulai dari Seychelles (Afrika), Jawa dan Kalimantan
(Indonesia). Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali pada sayap terdapat
warna putih. Kemampuan berkicau sangat baik dan pintar menirukan
suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil
memainkan ekor. Volume suara sedang. Jenis ini juga sangat suka dengan
udara panas.
Sementara itu kacer madagaskar atau Madagascar Magpie Robin (Copsychus albospecularis) terdiri dari dari 3 subspecies, yakni pica, albospecularis dan inexpectatus. Seluruh subspecies Copsychus albospecularis ini tersebar di wilayah Madagascar Afrika.
Bagian leher sebelah atas, punggung dan ekor berwarna hitam kebiru-biruan. Kemampuan berkicaunya tidak kalah dari kedua sepupunya C. saularis dan C. sechellarum.
Selain dari ketiga species di atas, ada satu jenis kacer lagi yang beredar di kalangan pedagang dan pemilik burung kacer, yaitu Kacer Blorok. Jenis ini menurut anggapan kebanyakan orang maupun peneliti adalah merupakan hasil perkawinan silang yang terjadi di alam, antara Kacer Hitam Putih (C. saularis) dengan Kacer Hitam (C. sechellarum).
Karakter Dasar Burung Kacer
- Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
- Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
- Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Kacer betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
- Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
- Kuda Laut-Mbagong-Mbedesi. Setiap burung Kacer memiliki karakter ini, karena ini merupakan karakter dasar dari burung Kacer. Ada beberapa sebab yang membuat burung Kacer mbedesi atau mbagong, yaitu: terlalu birahi, tidak kondisi (mau mabung atau sedang mabung), jatuh mental dan kurang birahi.
Ciri jantan dan betina
Secara fisik, jantan dan betina burung kacer mudah dibedakan terutama yang sudah dewasa. Pada jantan, bulu hitam pada kepala dan dada mengkilat, sementara yang betina berwarna abu-abu.
Sementara untuk usia trotolan, maka semburat warna hitam pada jantan sudah terlihat meski hanya pada satu dua bulu, sementara trotolan betina hanya warna gelap atau hitam pudar cenderung abu-abu.
Cara memilih bahan burung kacer yang baik
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung kacer:
Perawatan harian untuk burung Kacer relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Kacer:
Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 4x seminggu.
Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Secara fisik, jantan dan betina burung kacer mudah dibedakan terutama yang sudah dewasa. Pada jantan, bulu hitam pada kepala dan dada mengkilat, sementara yang betina berwarna abu-abu.
Sementara untuk usia trotolan, maka semburat warna hitam pada jantan sudah terlihat meski hanya pada satu dua bulu, sementara trotolan betina hanya warna gelap atau hitam pudar cenderung abu-abu.
Cara memilih bahan burung kacer yang baik
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung kacer:
- Jika pilihan untuk kicauan, tentunya yang berkelamin jantan, dengan ciri warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik..
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung kacer. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung kacer yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, ulat kandang, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Perawatan harian untuk burung Kacer relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Kacer:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
- Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 4x seminggu.
Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Penanganan Apabila Kondisinya Over Birahi
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Kacer:
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Kacer lain.
Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
Perawatan dan Stelan Pasca Lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Kacer:
Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
Perawatan dan Stelan Pada Masa Mabung
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
- Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
- Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
- Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Kacer lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lakukan mandi malam. Minimal seminggu sekali.
- Mandi pasir sewaktu penjemuran dengan menyediakan bak khusus berisi pasir bersih yang sudah diayak. Lakukan minimal seminggu sekali.
- Stelan EF perlu di atur ulang menjadi setengah dari porsi awal.
- Bisa diberikan Ulat Bambu 2 ekor seminggu sekali
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Kacer:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Kacer lain.
Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
Perawatan dan Stelan Pasca Lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Kacer:
Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
Perawatan dan Stelan Pada Masa Mabung
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
- Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
- Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
PENANGKARAN BURUNG KACER:
Untuk memulai penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang penangkaran kacer bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:
Keterangan:
A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E= Wadah air (untuk mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi: Untuk kacer dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.
Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.
Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.
Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.
Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.
Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.
Keterangan:
A. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
B. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
C. Papan/tembok tertutup
D. Pintu untuk keluar masuk orang.
KOTAK SARANG
Berikut ini adalah beberapa kotak sarang, khususnya untuk burung kacer.
KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT
Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:
Kamis, 28 Juni 2012
PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU
PENANGKARAN
BURUNG MURAI BATU
Burung murai batu
merupakan salah satu burung yang memiliki nilai jual tinggi. Hal ini
dikarenakan suaranya yang bagus dan juga penampilannya yang menarik. Mungkin
karena alasan itulah nama murai batu menjadi tenar di kalangan peminat burung
berkicau. Nah, berikut ini ada beberapa tips dan juga hal yang perlu
diperhatikan bila anda ingin mencoba penangkaran murai batu. Menikmati suara
burung dan penampilannya yang bagus, selain itu masih dapat untung,
tertarik menangkarkan burung berkicau??
Secara umum jenis2 murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sbb :
1. Murai Medan, b. Lawang, Bohorok, kaki g. Leuser wil. Sumatra Utara. Panjang ekor 27 - 30 cm.
2. Murai Aceh, di kaki g. Leuser wil. Aceh. Panjang ekor 25 - 30 cm.
3. Murai Nias, panjang ekor 20 - 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
4. Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
5. Murai Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 - 20 cm.
6. Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 - 12 cm.
7. Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 - 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
8. Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan.
Panjang ekor 8 - 10 cm.
Selain dari 8 jenis murai di atas, masih ada murai yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
1. Murai Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 - 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
2. Murai Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 - 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
3. Murai Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai Batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sbb :
1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
3. Copsychus niger (White Vented Shama)
4. Copsychus cebuensis (Black Shama).
5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)
1. Murai Medan, b. Lawang, Bohorok, kaki g. Leuser wil. Sumatra Utara. Panjang ekor 27 - 30 cm.
2. Murai Aceh, di kaki g. Leuser wil. Aceh. Panjang ekor 25 - 30 cm.
3. Murai Nias, panjang ekor 20 - 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
4. Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
5. Murai Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 - 20 cm.
6. Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 - 12 cm.
7. Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 - 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
8. Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan.
Panjang ekor 8 - 10 cm.
Selain dari 8 jenis murai di atas, masih ada murai yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
1. Murai Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 - 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
2. Murai Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 - 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
3. Murai Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai Batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sbb :
1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
3. Copsychus niger (White Vented Shama)
4. Copsychus cebuensis (Black Shama).
5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)
1. Indukan (jantan dan betina)
- Murai Batu Jantan
Burung murai batu jantan dapat dibedakan dengan melihat warna bulunya yang terlihat pekat dan tua. Terlihat pada murai batu jantan bagian atasnya hitam dan berkilau, sedang pada bagian dadanya nampak coklat tajam dan tua. Dari tingkah lakunya juga terlihat bahwa murai batu jantan akan lebih gesit dan juga menarik, bila anda ingin menggunakan burung sebagai indukan dalam penangkaran murai batu, minimal usia adalah 1 tahun dan pastikan juga sudah mempunyai suara yang bagus dengan berbagai variasi dan juga sehat
- Murai Batu betina
Bila pada murai batu jantan warna terlihat pekat, sebaliknya murai batu betina memiliki warna yang lebih memudar. hitam pada bagian atas dan dada nampak coklat memudar. Bila ingin menggunakan murai betina sebagai indukan, pilihlah burung dengan usia minimal 10 bulan, sudah sering berbunyi dan juga sehat.
2. Penjodohan murai batu
Untuk masalah penjodohan dalam penangakaran murai batu sebenarnya tergantung hoky peternak juga. Cara pertama yang dilakukan adalah dengan mendekatkan murai batu jantan dan murai batu betina. Hal ini bertujuan agar burung-burung tersebut saling kenal. Proses tersebut berlangsung selama 1 Minggu, setelah itu barulah kita dapat memasukkan kedua burung berkicau tersebut ke dalam 1 ruang. Akan tetapi ada juga peternak yang melewat langkah awal, dimana tidak mendekatkan kedua burung dahulu tapi langsung memasukkan jadi satu ke dalam sangkar. Namun bila ternyata setelah burung dijadikan satu sangkar kemudian berkelahi maka harus dilakukan penjodohan ulang burung kicauan tersebut.
3. Kandang untuk Ternak
Kandang yang akan digunakan sebagai tempat penangkaran murai batu idealnya adalah 1m x 2m tinggi 2m. Di dalam sangkar burung tersebut di beri tanaman agar kelihatan alami, selain itu juga dimaksudkan agar burung kicauan kita menjdai lebih nyaman berada dalam kandangnya. Untuk murai batu juga harus disediakan tempat mandi karena burung ini termasuk jenis yang suka mandi. Tak ketinggalan tempat sarang burung juga harus disediakan yaitu kotak terbuat dari kayu dengan ukuran 40cm x 20cm tinggi 30cm dan diberi lubang untuk keluar masuk burung.
4. Makanan untuk Induk Murai Batu
Setelah melalui proses penjodohan burung murai batu berlangsung sukses, selanjutnya dalam hal pemberian pakan harus mengandung protein tinggi sehingga dapat menghasilkan telur dan anak burung yang berkualitas. Untuk pakan bisa kita berikan full jangkrik. selamat mencoba penangkaran murai batu.
- Murai Batu Jantan
Burung murai batu jantan dapat dibedakan dengan melihat warna bulunya yang terlihat pekat dan tua. Terlihat pada murai batu jantan bagian atasnya hitam dan berkilau, sedang pada bagian dadanya nampak coklat tajam dan tua. Dari tingkah lakunya juga terlihat bahwa murai batu jantan akan lebih gesit dan juga menarik, bila anda ingin menggunakan burung sebagai indukan dalam penangkaran murai batu, minimal usia adalah 1 tahun dan pastikan juga sudah mempunyai suara yang bagus dengan berbagai variasi dan juga sehat
- Murai Batu betina
Bila pada murai batu jantan warna terlihat pekat, sebaliknya murai batu betina memiliki warna yang lebih memudar. hitam pada bagian atas dan dada nampak coklat memudar. Bila ingin menggunakan murai betina sebagai indukan, pilihlah burung dengan usia minimal 10 bulan, sudah sering berbunyi dan juga sehat.
2. Penjodohan murai batu
Untuk masalah penjodohan dalam penangakaran murai batu sebenarnya tergantung hoky peternak juga. Cara pertama yang dilakukan adalah dengan mendekatkan murai batu jantan dan murai batu betina. Hal ini bertujuan agar burung-burung tersebut saling kenal. Proses tersebut berlangsung selama 1 Minggu, setelah itu barulah kita dapat memasukkan kedua burung berkicau tersebut ke dalam 1 ruang. Akan tetapi ada juga peternak yang melewat langkah awal, dimana tidak mendekatkan kedua burung dahulu tapi langsung memasukkan jadi satu ke dalam sangkar. Namun bila ternyata setelah burung dijadikan satu sangkar kemudian berkelahi maka harus dilakukan penjodohan ulang burung kicauan tersebut.
3. Kandang untuk Ternak
Kandang yang akan digunakan sebagai tempat penangkaran murai batu idealnya adalah 1m x 2m tinggi 2m. Di dalam sangkar burung tersebut di beri tanaman agar kelihatan alami, selain itu juga dimaksudkan agar burung kicauan kita menjdai lebih nyaman berada dalam kandangnya. Untuk murai batu juga harus disediakan tempat mandi karena burung ini termasuk jenis yang suka mandi. Tak ketinggalan tempat sarang burung juga harus disediakan yaitu kotak terbuat dari kayu dengan ukuran 40cm x 20cm tinggi 30cm dan diberi lubang untuk keluar masuk burung.
4. Makanan untuk Induk Murai Batu
Setelah melalui proses penjodohan burung murai batu berlangsung sukses, selanjutnya dalam hal pemberian pakan harus mengandung protein tinggi sehingga dapat menghasilkan telur dan anak burung yang berkualitas. Untuk pakan bisa kita berikan full jangkrik. selamat mencoba penangkaran murai batu.
ends
Kamis, 07 Juni 2012
PP No 82 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan dapat di download di : http://www.scribd.com/doc/96310207/PP-82-tahun-2000
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1992
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1992
TENTANG
KARANTINA HEWAN, IKAN, dan TUMBUHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1992
TENTANG
KARANTINA HEWAN, IKAN, dan TUMBUHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
dapat di unduh di :
Langganan:
Postingan (Atom)